Jumat, 28 Maret 2014

Sudah saatnya Aceh dipimpin oleh satri dan Alumni Dayah Aceh.


Foto: Terima Kasih kepada seluruh simpatisan dan Masyarakat Seuramoe Mekkah yang mantong setia keu Syariat Islam untuk saban-saban ta dukung Partai Damai Aceh (PDA) yang telah berhadir pada Kampanye PDA dilapangan Siron tadi Sore.

Sudah saatnya Aceh dipimpin oleh satri dan Alumni Dayah Aceh.Foto: Ribuan Massa dan pendukung Partai Damai Aceh (PDA) dilapangan siron tadi sore. semoga Seuramoe Mekkah kembali berjaya yoeh awai dile masa keurajeun Sulthan Iskandar Muda. . .Amiin ya Allah  . . . Amiin ya Rabbal Alamin.

Ribuan pendukung PDA Padati lapangan Siron Aceh Besar
Foto: Kampanye Partai Damai Aceh (PDA) sore tadi dilapangan Siron, Aceh Besar

Aceh Besar- Ribuan kader dan juga simpatisan Partai Damai Aceh (PDA) memadati lapangan sepak bola siron dalam Kampanye Akbar Partai PDA yang diadakan di Siron, Lambaro Aceh Besar 24/03/2014 sore tadi, Ribuan pendukung yang datang mulai dari Sepeda Motor, becak hingga Intekuler membuat lapangan Siron menjadi lautan biru

Dalam kampanye tersebut juga dihadiri oleh diantaranya Ketua DPP PDA tgk Muhibussabri. Mutasyar PDA Waled Husaini, bahkan juga salah satu tokoh Qasidah tenama di Aceh yaitu Salbra Muda

Waled Husaini menegaskan bahwa "kita Umat Islam yang ada di Aceh ini wajib untuk menyelamatkan Aqidah yang berlandaskan Ahlusunnah Wal Jamaah dan juga mejaga Adat dan istiadat Aceh sesuai dengan Syariat Islam, jangan sampai ada pihak-pihak yang selama ini ingin mengotori bumi Seuramoe Mekkah"

Terima Kasih kepada seluruh simpatisan dan Masyarakat Seuramoe Mekkah yang mantong setia keu Syariat Islam untuk saban-saban ta dukung Partai Damai Aceh (PDA) yang telah berhadir pada Kampanye PDA dilapangan Siron tadi Sore.


Diskotik di hotel tertentu di Kota Banda Aceh

Foto: ULAMA DAYAH ACEH : Diskotik di hotel tertentu di Kota Banda Aceh tersebut sudah pernah diungkapkan kepada pemerintah, Namun pemerintah terkesan membiarkan peluang-peluang pergaulan bebas itu terjadi di Aceh.

Foto: Tu (Abu Tumin Blangblahdeh) Ulama Kharismatik Aceh

BANDA ACEH - Kalangan ulama Aceh meminta pemerintah setempat untuk menindak tegas hotel dan tempat hiburan lainnya yang melanggar pelaksanaan Syariat Islam di provinsi itu.

"Tidak dibenarkan tempat hiburan dan hotel menyediakan fasilitas yang rawan pelanggaran terhadap Syariat Islam di Aceh, misalnya karaoke dan diskotek. Kami berharap tindakan tegas dari pemerintah," kata Ketua PWNU Aceh Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, Selasa.

Dikatakannya, mengundang investasi di Aceh bukan berarti membiarkan terjadinya berbagai praktik usaha yang menjurus pada pelanggaran Syariat Islam. Syariat Islam sudah menjadi kesepakatan mayoritas masyarakat di Aceh.

"Saya prihatin dengan indikasi terjadinya praktik maksiat, apalagi sampai melibatkan remaja di Aceh seperti diberitakan salah satu surat kabar harian terbitan di Kota Banda Aceh," katanya.

Sebenarnya, kata Faisal Ali yang juga mantan Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh, praktik maksiat seperti pergaulan bebas laki-laki dan perempuan serta adanya "dunia malam" di hotel tertentu di Kota Banda Aceh tersebut sudah pernah diungkapkan kepada pemerintah.

Namun menurut dia pemerintah terkesan membiarkan peluang-peluang pergaulan bebas itu terjadi di Aceh.

"Kami juga mengimbau Pemerintah Aceh untuk mengawasi secara ketat tempat-tempat kos, selain pengawasan terhadap warung internet. Selain itu, pemerintah juga bisa melakukan pemblokiran terhadap jaringan atau situs porno aat tidak beredar di Aceh. Tapi masalah ini belum serius dilakukan," kata dia.

Karena itu, Faisal Ali mengatakan, Pemerintah Aceh memiliki otoritas untuk mengatur situs yang tidak bermanfaat untuk menyelamatkan generasi muda Aceh dari kehancuran budaya dan istiadat yang Islami.

Di pihak lain, ia juga meminta Pemerintah Aceh dan kabupaten serta kota untuk mencabut izin jika ada tempat hiburan yang menyalahi aturan Syariat Islam sebagai bagaian dari kekhususan diberikan pusat kepada Aceh.
ULAMA DAYAH ACEH : Diskotik di hotel tertentu di Kota Banda Aceh tersebut sudah pernah diungkapkan kepada pemerintah, Namun pemerintah terkesan membiarkan peluang-peluang pergaulan bebas itu terjadi di Aceh.

Foto: Tu (Abu Tumin Blangblahdeh) Ulama Kharismatik Aceh

BANDA ACEH - Kalangan ulama Aceh meminta pemerintah setempat untuk menindak tegas hotel dan tempat hiburan lainnya yang melanggar pelaksanaan Syariat Islam di provinsi itu.

"Tidak dibenarkan tempat hiburan dan hotel menyediakan fasilitas yang rawan pelanggaran terhadap Syariat Islam di Aceh, misalnya karaoke dan diskotek. Kami berharap tindakan tegas dari pemerintah," kata Ketua PWNU Aceh Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, Selasa.

Dikatakannya, mengundang investasi di Aceh bukan berarti membiarkan terjadinya berbagai praktik usaha yang menjurus pada pelanggaran Syariat Islam. Syariat Islam sudah menjadi kesepakatan mayoritas masyarakat di Aceh.

"Saya prihatin dengan indikasi terjadinya praktik maksiat, apalagi sampai melibatkan remaja di Aceh seperti diberitakan salah satu surat kabar harian terbitan di Kota Banda Aceh," katanya.

Sebenarnya, kata Faisal Ali yang juga mantan Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh, praktik maksiat seperti pergaulan bebas laki-laki dan perempuan serta adanya "dunia malam" di hotel tertentu di Kota Banda Aceh tersebut sudah pernah diungkapkan kepada pemerintah.

Namun menurut dia pemerintah terkesan membiarkan peluang-peluang pergaulan bebas itu terjadi di Aceh.

"Kami juga mengimbau Pemerintah Aceh untuk mengawasi secara ketat tempat-tempat kos, selain pengawasan terhadap warung internet. Selain itu, pemerintah juga bisa melakukan pemblokiran terhadap jaringan atau situs porno aat tidak beredar di Aceh. Tapi masalah ini belum serius dilakukan," kata dia.

Karena itu, Faisal Ali mengatakan, Pemerintah Aceh memiliki otoritas untuk mengatur situs yang tidak bermanfaat untuk menyelamatkan generasi muda Aceh dari kehancuran budaya dan istiadat yang Islami.

Di pihak lain, ia juga meminta Pemerintah Aceh dan kabupaten serta kota untuk mencabut izin jika ada tempat hiburan yang menyalahi aturan Syariat Islam sebagai bagaian dari kekhususan diberikan pusat kepada Aceh.

Mohon kepada Pemerintah Aceh Segera Menindak Lanjuti Kemaksiatan di Hotel Hermes

Foto: Waled NU : Mohon kepada Pemerintah Aceh Segera
Menindak Lanjuti Kemaksiatan di Hotel Hermes,
sebelum masyarakat memberantaskan sendiri
Foto: Waled NU (Ulama Kharismatik Aceh)
Bireuen- Kebiadaban yang semakin menjadi-jadi
terus dilakukan oleh Pihak General Manager (GM)
Hermes Paleh Hotel Oktowandi mulai dari
Perusakan Moral Generasi hingga Program
Kristenisasi Aceh, bahkan Beribu-ribu Perjanjian
telah mereka Tanda tangan diatas Matrai, dan
mereka buat Perjanjian dengan Masyarakat Aceh
tidak melakukan Kebiadaban, NAMUN SEMUA
PERJANJIAN TERSEBUT DIKHIANATI baik secara
Lisan maupun tulisan bahkan Melecehkan Syariat
Islam yang ada dibumi Seuramoe Mekkah
Secara tidak langsung Oktowandi Kafir HARBI
(Halal darahnya untuk dibunuh) karena telah
menghancurkan Umat Islam dan memerangi Umat
Islam secara pelan-pelan, namun Oktowandi dan
para serdadunya bertopeng ZIMMI menggunakan
berbagai Pencitraan dilakukan untuk menghindari
dan menyembunyikan Kejahatan mereka dan
Kristenisasi Umat Islam yang ada di Aceh
namun hal ini sudah menjadi MASALAH BESAR
yang harus dihadapi Masyarakat Serambi Mekkah
dan harus Melawan dan Berperang bersama hingga
JIHAD FISABILILLAH melawan Kafir HARBI
menanggapi hal tersebut pada Rabu,26/03/2014,
Pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga Waled
Nuruzzahri atau lebih dikenal dengan Waled NU
yang merupakan Ulama Kharismatik Aceh,
menghimbau kepada Pemerintah Aceh segera
Menutup Hotel Hermes" Mohon kepada pengambil
kebijakan di aceh ini untuk Segera menindak lanjuti
kemaksiatan yang terjadi agar tidak membudaya
sebelum masyarakat memberantaskan sendiri yang
mengundang masalah baru" Waled NU.

Waled NU : Mohon kepada Pemerintah Aceh Segera
Menindak Lanjuti Kemaksiatan di Hotel Hermes,
sebelum masyarakat memberantaskan sendiri
Foto: Waled NU (Ulama Kharismatik Aceh)
Bireuen- Kebiadaban yang semakin menjadi-jadi
terus dilakukan oleh Pihak General Manager (GM)
Hermes Paleh Hotel Oktowandi mulai dari
Perusakan Moral Generasi hingga Program
Kristenisasi Aceh, bahkan Beribu-ribu Perjanjian
telah mereka Tanda tangan diatas Matrai, dan
mereka buat Perjanjian dengan Masyarakat Aceh
tidak melakukan Kebiadaban, NAMUN SEMUA
PERJANJIAN TERSEBUT DIKHIANATI baik secara
Lisan maupun tulisan bahkan Melecehkan Syariat
Islam yang ada dibumi Seuramoe Mekkah
Secara tidak langsung Oktowandi Kafir HARBI
(Halal darahnya untuk dibunuh) karena telah
menghancurkan Umat Islam dan memerangi Umat
Islam secara pelan-pelan, namun Oktowandi dan
para serdadunya bertopeng ZIMMI menggunakan
berbagai Pencitraan dilakukan untuk menghindari
dan menyembunyikan Kejahatan mereka dan
Kristenisasi Umat Islam yang ada di Aceh
namun hal ini sudah menjadi MASALAH BESAR
yang harus dihadapi Masyarakat Serambi Mekkah
dan harus Melawan dan Berperang bersama hingga
JIHAD FISABILILLAH melawan Kafir HARBI
menanggapi hal tersebut pada Rabu,26/03/2014,
Pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga Waled
Nuruzzahri atau lebih dikenal dengan Waled NU
yang merupakan Ulama Kharismatik Aceh,
menghimbau kepada Pemerintah Aceh segera
Menutup Hotel Hermes" Mohon kepada pengambil
kebijakan di aceh ini untuk Segera menindak lanjuti
kemaksiatan yang terjadi agar tidak membudaya
sebelum masyarakat memberantaskan sendiri yang
mengundang masalah baru" Waled NU.


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda