ABI HANAFIAH SAMALANGA
ABON SAMALANGA
Tgk H Abdul Aziz Bin Shaleh
Tgk Abdul Aziz Bin
M Shaleh, merupakan tokoh yang cukup berpengaruh bagi masyarakat Aceh. Salah
satu perannya adalah, Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya (MUDI
Mesra) Samalanga, kabupaten Bireun, sehingga mencapai kemajuan yang amat pesat.
Kemajuan kini
diteruskan oleh pengurus sesudah dayah beliau. Pimpinan MUDI Mesra yang baru
mengembangkan pendidikan dayah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) tanpa
meninggalkan pola pendidikan dayah yang kini memiliki santri sekitar 3.000-an.
Tgk. H. Abdul Aziz
Bin M. Shaleh. Beliau adalah salah seorang ulama kharismatik Aceh yang sering
disapa dengan Abon Samalanga atau lebih dikenal dengan panggilan Abon ‘Aziz
Samalanga atau Abon Mesjid Raya Samalanga. Beliau lahir di desa kandang
Samalanga Kabupaten Aceh Utara (Kini-Kabupaten Bireuen) pada bulan ramadhan
tahun 1351 H / 1930 M.
Abon diasuh dan
dibesarkan di Jeunieb bersama kedua orang tuanya, ayahandanya pernah menjabat
kepala kantor Agama (KUA) Jeuniub dan juga merupakan salah seorang pendiri
Dayah ‘Atiq Jeuniub sehingga Abon dari masa kecilnya sudah mulai belajar
ilmu pendidikan agama di dayah tersebut dan Abon pada waktu itu tinggal di
Jeuniub.
Ketika usia Abon
telah matang, Abon menikahi seorang gadis di desa Mideun Jok Samalanga yang
merupakan putri gurunya sendiri yang merupakan pimpinan Dayah Lembaga
Pendidikan Islam (LPI) Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya (MUDI
Mesra) Samalanga pada waktu itu sehingga Abon dikaruniai 4 anak, yaitu Alm. Hj.
suaibah, hj shalihah, Tgk H Thaillah dan Hj Masyitah.
Abon memulai
belajar pada pendidikan formal pada tahun 1937, Abon memasuki sekolah
Rakyat (SR) dan menamatkan pendidikan dasarnya pada tahun 1944. Dari tahun 1944
beliau belajar pada orang tuanya selama 2 tahun, kemudian pada tahun 1946
beliau pindah belajar ke Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga yang pada waktu
itu dipimpin oleh Tgk Haji Hanafiah (Tengku Abi) lebih kurang selama 2 tahun.
Pada tahun 1948
Abon melanjutkan pendidikannya ke salah satu dayah yang dipimpin oleh Teungku
Ben (Teungku Tanjongan) di Matangkuli Kabupaten Aceh Utara. Di dayah ini Abon
belajar pada tengku Idris Tanjongan sampa dengan tahun 1949 dan pada tahun
tersebut beliau kembali ke Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga untuk
mengabdikan diri menjadi guru di dayah tersebut.
Mengabdi untuk
Dayah
Setelah Tgk. H.
Abdul Aziz Bin M. Shaleh mengabdi menjadi guru. Beberapa tahun kemudian,
tepatnya 1951 Abon melanjutkan pendidikannya ke Dayah Darussalam Labuhan Haji
Kabupaten Aceh Selatan yang dipimpin oleh Alm. Teungku Syeikh Muhammad Wali
Al-Khalidi yang lebih di kenal dengan panggilan Abuya Mudawali.
Abon belajar di
Dayah Darusalam lebih kurang selama tujuh tahun, dan pada pada tahun 1958 Abon
kembali lagi ke Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga untuk mengembangkan
ilmunya. Pada tahun tersebut pimpinan Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga
meninggal dunia, sehingga Abon diangkat menjadi pimpinan Dayah tersebut.
Abon Aziz Samalanga
memulai karirnya sebagai pimpinan dayah dari tahun 1958 sampai dengan tahun
1989. Semenjak dayah LPI MUDI Mesjid Raya berada dibawah pimpinannya, banyak
perubahan terjadi didalamnya, terutama menyangkut tentang kurikulum pendidikan
yang semula tidak terlalu fokus pada ilmu-ilmu alat (bantu) ilmu manthiq,
ushul, bayan, ma’ani dan lain-lain.
Akan tetapi
kurikulum pendidikan pada masa kepemimpinannya lebih sangat menonjol adalah
dalam bidang ilmu manthiq sehingga Abon digelar dengan Al-manthiqi.
Abon sangat
disiplin dan punya semangat yang luar biasa dalam mengajar, sehingga
kadang-kadang dalam keadaan beliau sakit merasa sehat untuk mengajar, dan
selalu meamanahkan kepada murid-muridnya untuk belajar-mengajar
(beut-seumubeut). Dalam pengajarannya, Abon sangat membenci faham wahabiyah
sehingga beliau tidak pernah bosan dalam mengurai kesesatan faham tersebut.
Kemajuan Pesat
Pada masa
kepemimpinan Abon, kemajuan dayah MUDI Mesra semakin meningkat pesat, jumlah
santri dari ratusan menjadi ribuan, bangunan fisik dayah pun juga berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman yang terus maju. Selain dari aktifitas Abon di
dayah, Abon juga membuka pengajian mingguan di Jeunieb (lebih dikenal dengan
Balee Hameh) setiap seminggu sekali.
Di samping
aktivitas dakwah melalui majelis pengajian, Abon juga ikut pembangunan fisik,
seperti membangun jalan ke kebun di Desa Gle Mendong Samalanga dan menggarap
sawah yang telah terlantar bertahun-tahun bersama-sama dengan murid-muridnya
serta membantu masyarakat sekitar. Semuanya, ia lakukan untuk hidupnya
perekonomian masyarakat.
Abon juga pernah
memberi dukungan kepada partai politik, partai PERTI, Abon memilih partai
tersebut karena di latar belakangi atas faham Ahlussunnah wal Jama’ah.
Ada satu pesan yang
sangat sering diamanahkan kepada murid-muridnya yaitu belajar-mengajar
(beut-seumubeut) di mana pun berada dan dalam kondisi bagaimana pun ketika
telah pulang dari dayah nantinya, walaupun dengan sebuah balai di depan
rumahnya. Pesan tersebut telah menjiwai dalam pemikiran murid-murid beliau,
sehingga sekarang ini dapat terlihat dengan banyaknya dayah dan balai pengajian
yang dipimpin oleh alumni Dayah LPI MUDI Mesjid Raya.
Abon dipanggil
kembali kehadharat-Nya pada tanggal 9 Jumadil Akhir 1409/17 Januari 1989 dengan
tutup usia 58 tahun di Samalanga, dan jasad beliau dikebumikan di komplek putra
dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga Kabupaten Bireuen.
0 komentar :
Posting Komentar